Breakingnewsjabar.com – JAKARTA | Meskipun banyak negara menggaungkan perdamaian, fakta di lapangan menunjukkan bahwa konflik dan perang masih terjadi di berbagai belahan dunia, bahkan ketegangan regional semakin meningkat. Hal ini menimbulkan keprihatinan bersama, di mana aspek kemanusiaan seringkali terabaikan.
Dalam upaya mengatasi tantangan global ini, para pemimpin, ahli, dan perwakilan dari berbagai negara berkumpul dalam acara Asia Pasific Chaplaincy Symposium (APCS) 2025. Kegiatan bertaraf internasional ini mengusung tema “Fostering Peace and Unity Through Interfaith Collaboration in The World”, yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antaragama dalam menciptakan perdamaian dan persatuan di dunia.

Dede Farhan Aulawi, tokoh multitalenta di bidang keamanan, teknologi, dan kemanusiaan, kembali menunjukkan kontribusinya dalam membangun perdamaian global dengan menjadi Keynote Speaker dalam simposium ini. Dalam paparannya yang berjudul “Interfaith Collaboration to Promote, Accelerate and Maintain Peace and Unity”, Dede Farhan Aulawi menekankan pentingnya dialog antaragama sebagai fondasi untuk mempromosikan, mempercepat, dan memelihara perdamaian serta persatuan global. Ia menyoroti peran kolaborasi lintas iman dalam mengatasi konflik dan membangun harmoni di tengah keragaman budaya dan agama.
Simposium ini juga menghadirkan narasumber terkemuka lainnya, salah satunya adalah Prof. Dr. Meutya Hatta, putri dari proklamator kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta. Kehadiran Prof. Meutya Hatta menambah bobot akademis dan historis dalam acara ini, mengingat kontribusi keluarganya dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Kegiatan ini diikuti oleh para komandan perang dan perwakilan militer dari 65 negara di kawasan Asia Pasifik, menjadikannya sebagai ajang strategis untuk membahas peran spiritualitas dan kolaborasi antaragama dalam konteks keamanan dan perdamaian global. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Laut, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi antara kekuatan militer dan nilai-nilai kemanusiaan dalam menjaga stabilitas dunia.

Salah satu pesan kunci yang disampaikan dalam acara ini adalah perlunya kesadaran global untuk tidak hanya mengadvokasi perdamaian secara verbal, tetapi juga mengambil tindakan nyata yang berfokus pada penyelesaian konflik dan perlindungan hak-hak dasar manusia.
APCS 2025 diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama internasional dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan manusiawi. Acara ini juga mengingatkan kita bahwa perdamaian bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Kehadiran Dede Farhan Aulawi sebagai Keynote Speaker semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tokoh inspiratif yang konsisten berkontribusi dalam upaya perdamaian global. Simposium ini tidak hanya menjadi wadah pertukaran ide, tetapi juga langkah nyata dalam memperkuat kerja sama internasional untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan bersatu.

