Breakingnewsjabar.com – Jakarta | Polri resmi membuka pendaftaran penerimaan anggota baru untuk Tahun Anggaran 2025. Dalam rekrutmen kali ini, Polri secara proaktif (rekpro) memberikan kesempatan lebih luas kepada para santri dan hafiz Alquran untuk bergabung menjadi bagian dari institusi kepolisian.
Irwasum Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menjelaskan bahwa merekrut polisi dari kalangan pondok pesantren memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah pendidikan karakter yang kuat di pesantren, yang diharapkan dapat membentuk calon anggota dengan moral dan etika yang baik.
“Santri pondok pesantren terbiasa dengan disiplin ketat, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti perintah dan prosedur dengan baik. Selain itu, mereka juga terbiasa hidup dalam lingkungan sederhana dan terbatas, yang membuat mereka mampu beradaptasi dengan situasi baru,” ujar Komjen Dedi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/2/2025).
Komjen Dedi menambahkan bahwa santri juga memiliki kemampuan bekerja sama, menghadapi tekanan, serta menghormati sesama, yang menjadi nilai tambah dalam menjalankan tugas sebagai anggota Polri. Berikut adalah data jumlah penerimaan anggota Polri berlatar belakang pesantren dan hafiz Alquran dari tahun 2021 hingga 2024:
- Tahun 2021 : 84 orang (Bintara 83, Tamtama 1)
- Tahun 2022 : 55 orang (Bintara 50, Tamtama 5)
- Tahun 2023 : 74 orang (Bintara 61, Tamtama 13)
- Tahun 2024 : 52 orang (Akpol 1, Bintara 49, Tamtama 2)
Selain memprioritaskan jalur santri, Polri terus melakukan pembenahan dan penguatan sistem perekrutan untuk memastikan integritas dan kualitas proses seleksi. Komjen Dedi menjamin bahwa sistem rekrutmen Polri telah memenuhi standar internasional ISO 9001:2015, yang mencerminkan komitmen Polri dalam menjaga kualitas seleksi.
“Secara berkala, Polri terus memastikan proses seleksi tetap memenuhi standar, bahkan melebihi harapan,” tutur Komjen Dedi.
Lebih lanjut, Komjen Dedi menegaskan bahwa prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis (Betah) menjadi pedoman utama dalam seluruh tahapan penerimaan anggota baru. SSDM Polri juga terus mengevaluasi proses rekrutmen secara internal guna memastikan transparansi dan profesionalisme.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa rekrutmen polisi dari jalur santri merupakan salah satu program prioritas Polri. Menurutnya, polisi berlatar belakang santri tidak hanya memiliki pengetahuan tentang ilmu kepolisian, tetapi juga karakter yang matang.
“Rekrutmen jalur santri menjadi prioritas karena kami ingin memiliki polisi-polisi yang tidak hanya paham teknis kepolisian, tetapi juga memiliki kedewasaan karakter dalam kehidupan sehari-hari,” kata Sigit saat berbicara dalam Munas dan Konbes NU di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2).
Kapolri juga menyoroti pentingnya pendidikan keimanan yang kuat bagi calon anggota Polri. Ia berharap polisi berlatar belakang santri dapat bertahan menghadapi godaan dan tantangan dalam bertugas.
“Dengan iman yang kuat, mereka akan mampu menghadapi segala tantangan dan godaan. Oleh karena itu, rekrutmen jalur santri harus terus dilanjutkan,” ujarnya.
Sigit juga menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) dan pondok pesantren yang telah mendukung program ini. “Terima kasih atas dorongan dari rekan-rekan NU dan pesantren, yang telah membantu Polri mendapatkan anggota-anggota baru yang berkualitas dan berdedikasi tinggi,” tutupnya.
Sumber : Divisi Humas Polri

