Breakingnewsjabar.com – BANDUNG BARAT | Kampung Cinangsi, RT 1 RW 16, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, dilanda pergerakan tanah yang menyebabkan kerusakan pada empat rumah warga. Kejadian ini membuat masyarakat setempat ketakutan akan potensi ancaman lebih lanjut terhadap keselamatan mereka. Rumah milik Otang, Wendi, Endang, dan Arianto Baskara menjadi korban dari fenomena alam tersebut.
Pantauan Pikiran Rakyat pada Senin (3/3/2025), menunjukkan bahwa kerusakan mencakup retakan di tembok, lantai, serta halaman rumah warga. Beberapa keramik di lantai rumah juga tampak ambles dan terangkat akibat pergerakan tanah. Arianto (29), salah satu pemilik rumah yang terdampak, mengungkapkan bahwa pergerakan tanah terjadi pada Sabtu (1/3/2025) sekitar pukul 23.00 WIB saat hujan deras mengguyur wilayah Cinangsi.
Awalnya, Arianto mendengar suara retakan dari arah kaca rumahnya. Saat diperiksa, ia melihat kaca telah retak, jalan dekat rumahnya terbelah, dan merasakan getaran mirip gempa. “Aya ngageuteur sapertos lini (Bergetar seperti gempa),” ujarnya kepada Pikiran Rakyat di lokasi kejadian, Senin siang.
Keesokan harinya, Minggu (2/3/2025), Arianto baru menyadari bahwa pergerakan tanah telah terjadi secara lebih luas. Sejumlah rumah tetangganya juga mengalami kerusakan serupa, seperti retakan di tembok dan lantai keramik yang renggang.
Yani (55), istri dari Endang, salah satu warga terdampak, mengungkapkan rasa takutnya akan kemungkinan pergerakan tanah berlanjut. Ia tidak memiliki tempat tinggal lain untuk mengungsi, sehingga hanya bisa berharap perlindungan dari Allah. “Bismilah we nyungken dilindungi ku Alloh (Saya hanya bisa mengucap bismillah, mudah-mudahan dilindungi Allah),” katanya.
Dari empat rumah yang terdampak, hanya dua keluarga—milik Otang dan Wendi—yang memilih mengungsi. Sementara itu, keluarga Endang dan Arianto masih bertahan karena tidak memiliki pilihan tempat tinggal lain.
Yani mengaku sedang menunggu bantuan tenda dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tenda tersebut akan digunakan dalam situasi darurat, seperti saat hujan lebat yang dapat memperparah kondisi tanah. Dalam kondisi tersebut, ia dan keluarganya dapat segera meninggalkan rumah dan mendirikan tenda di lokasi yang lebih aman.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi berupa tempat tinggal yang aman dan layak bagi warga terdampak. Baik dalam bentuk relokasi maupun dana untuk membangun rumah baru, Yani menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. “Kumaha saena (Bagaimana bagusnya saja),” tuturnya. Yang terpenting baginya adalah bisa menjalani kehidupan dengan tenang tanpa rasa takut akan ancaman pergerakan tanah.
Rumah Ambruk di Gadobangkong Akibat Cuaca Buruk
Di insiden terpisah, sebuah rumah di Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, ambruk akibat cuaca buruk pada Kamis (27/2/2025). Peristiwa ini terjadi di Cicau, RT 07 RW 09, sekitar pukul 19.00 WIB.
“Satu rumah rusak berat, milik Ibu Tarsih, 80 tahun,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Meidi, dalam laporan tertulis institusinya, Jumat (28/2/2025). Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. BPBD KBB berencana berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman KBB untuk penanganan lebih lanjut terkait rumah yang ambruk tersebut.
Pada Kamis malam, hujan lebat juga menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kabupaten Bandung Barat, termasuk di sekitar Gadobangkong dan pertigaan Cimareme, Padalarang. Genangan air di badan jalan menyulitkan para pengendara, selain membuat permukaan jalan licin, arus air di beberapa titik juga cukup deras sehingga membahayakan pengguna jalan.

