Breakingnewsjabar.com – KOTA BANDUNG | Kelurahan Gempolsari, yang terletak di perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi, terus menunjukkan semangat inovasi dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri. Meski menghadapi berbagai tantangan seperti pengelolaan sampah, banjir, hingga pemanfaatan ruang publik, warga setempat membuktikan bahwa gotong royong dan kreativitas menjadi kunci solusi.
Berada di antara Kelurahan Melong (Kota Cimahi) dan Desa Margaasih (Kabupaten Bandung), Gempolsari harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga kebersihan lingkungan. Salah satu masalah utama adalah sampah yang sering menumpuk di anak-anak sungai, sehingga berpotensi menyebabkan banjir.
Untuk mengatasi hal ini, pihak kelurahan memasang jaring besi sebagai penyaring sampah, memudahkan proses pengambilan dan pengelolaannya.
“Kami pastikan sampah tidak berakhir di Kota Bandung. Pengelolaannya dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi,” ujar Lurah Gempolsari, Tri Setya Handayani.
Selain masalah sampah, banjir juga masih menjadi tantangan besar, terutama di RW 06. Saat hujan deras, genangan air kerap terjadi di beberapa titik. Untuk mengurangi dampaknya, pihak kelurahan aktif berdiskusi dengan pemangku kepentingan dari Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi guna mencari solusi bersama.
Kelurahan Gempolsari dikenal sebagai wilayah yang aktif dalam program lingkungan. Pada tahun 2024, kelurahan ini berhasil meraih Juara 3 dalam program Buruan Sae . Kini, mereka tengah bersiap mengoperasikan mesin olah runtah (Motah), yang mampu mengolah sampah hingga satu ton per jam.
“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Kota Bandung atas program ini. Semoga dengan adanya mesin Motah, pengelolaan sampah di wilayah kami bisa lebih efektif,” ungkap Tri Setya Handayani.
Mesin tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada 12 Februari mendatang dan diharapkan dapat diresmikan pada hari yang sama.
Tidak hanya fokus pada kebersihan dan pengelolaan lingkungan, Kelurahan Gempolsari juga mendorong inisiatif warga dalam memanfaatkan ruang publik. Salah satu gerakan yang mendapat perhatian luas adalah brand.gg , yaitu revitalisasi gang sempit atau brandgang yang diinisiasi oleh Andi Abdulqodir dan Arum Kartikaningbudi di RW 02.
Dulu, gang-gang sempit di antara rumah warga hanya berfungsi sebagai jalur sirkulasi udara dan akses darurat. Kini, lorong-lorong itu telah disulap menjadi ruang publik yang bersih, sehat, dan penuh warna.
“Brandgang ini kami jadikan ruang bagi pemuda untuk mengembangkan wawasan kreatif dengan turun langsung ke masyarakat. Kami ingin kreativitas anak muda tak hanya berakhir di kanvas atau layar gadget, tetapi juga bisa diaplikasikan di lingkungan sekitar,” kata Ketua RW 02 Gempolsari, Andi.
Sebanyak 22 gang di RW 02 telah direvitalisasi, dengan empat lorong utama yang memiliki fungsi spesifik. Ada Kebun Rukun Asih yang dimanfaatkan warga sebagai kebun bersama, Lorong Komunitas yang menjadi tempat berkumpul dan menggelar kegiatan seni budaya, Lorong Perdamaian sebagai proyek awal revitalisasi gang, serta Lorong Perjalanan Air yang berfokus pada edukasi lingkungan dan sanitasi.
“Kami mengerjakan semua ini secara terbuka. Setiap ada kegiatan, warga yang melihat langsung menjadi penasaran dan akhirnya ikut berpartisipasi,” tambah Andi.
Saat ini, brand.gg memasuki volume kelima dengan fokus pada tema air dan sanitasi. Peluncuran proyek ini dilakukan bersama Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung.
Sumber : Humas Kota Bandung

