Breakingnewsjabar.com – KOTA BANDUNG | Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait keberadaan sarana rekreasi dan bangunan-bangunan yang berdiri di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan sebagai respons atas dugaan alih fungsi lahan yang menjadi salah satu penyebab bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang yang melanda Kabupaten Bogor kemarin.
Menurut Dedi, Kawasan Puncak seharusnya kembali ke fungsi aslinya sebagai areal resapan air. Alih fungsi lahan secara masif di kawasan tersebut diduga telah mengurangi daya serap air tanah, sehingga memicu terjadinya bencana alam seperti banjir bandang.
“Kawasan Puncak harus kembali pada fungsinya sebagai areal resapan air. Ini penting untuk mencegah bencana hidrometeorologi yang semakin sering terjadi,” ujar Dedi saat memberikan pernyataan, Senin (3/3/2025).
Evaluasi BUMD Jabar yang Kelola Objek Wisata di Puncak
Selain itu, Dedi juga menyoroti peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat, Jaswita, yang mengelola salah satu objek wisata di Kawasan Puncak. Menurut informasi dari Bupati Bogor, salah satu struktur bangunan milik Jaswita diduga berkontribusi terhadap bencana banjir bandang karena ada kubah yang terjatuh dan menyumbat aliran sungai, sehingga menyebabkan luapan air.
“Ada Jaswita, itu membangun sarana rekreasi di Puncak. Berdasarkan keterangan Bupati Bogor yang berbicara dengan saya via telepon, ada salah satu kubah yang terjatuh masuk ke sungai dan menyumbat aliran air. Ini yang harus segera dibenahi,” kata Dedi.
Untuk menindaklanjuti hal ini, Dedi mengungkapkan bahwa dirinya akan melakukan inspeksi lapangan bersama Menteri Lingkungan Hidup pada hari Kamis mendatang. Inspeksi ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi di lapangan dan mengambil keputusan strategis terkait pengelolaan Kawasan Puncak.
“Hari Kamis saya bersama Menteri Lingkungan Hidup akan melakukan inspeksi, kemudian nanti mengambil keputusan-keputusan penting,” imbuhnya.
Alih Fungsi Lahan di Puncak Dinilai Mengancam Keselamatan Warga
Dedi menyayangkan maraknya alih fungsi lahan di Kawasan Puncak yang dulunya dimanfaatkan untuk perkebunan teh dan perhutanan. Kini, banyak lahan yang beralih fungsi menjadi area komersial, seperti hotel, vila, dan tempat rekreasi. Hal ini dinilai mengurangi daya resapan air, sehingga meningkatkan risiko bencana alam.
“Kalau areal tersebut mengurangi daya resapan air dan mengakibatkan bencana, kita evaluasi. Mana yang lebih didahulukan, keselamatan warga atau sekadar kesenangan beberapa orang saja? Keselamatan warga jauh lebih penting daripada apapun,” tegas Dedi.
Ia menegaskan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan Kawasan Puncak. Evaluasi menyeluruh terhadap sarana rekreasi dan bangunan-bangunan di kawasan tersebut akan menjadi langkah awal untuk memastikan bahwa fungsi ekologis Kawasan Puncak dapat dipulihkan.
Sumber : Humas Jabar

