Selamat datang di Www.BreakingnewsJabar.Com
Menyajikan Berita Terkini
Close Menu
www.breakingnewsjabar.com
  • Beranda
  • Info Jabar
  • Nasional
  • Kriminal
    • Narkoba
    • Curas
    • Ranmor
  • Ekonomi dan bisnis
    • Nasional
    • Internasional
  • Pilkada
    • Jawa Barat
    • Nasional
  • Teknologi
  • Laporan Masyarakat
    • Fasilitas Umum
    • Kriminal
    • Lalu lintas
    • Layanan Masyarakat
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Pemberitahuan Pelatihan dan Persiapan Bimbel Prawita untuk Calon Siswa Angkatan Ke-4
  • Wakapolri Baru Dilantik, Fokus Dukung Kapolri dan Realisasikan Program Nasional
  • Rotasi Strategis Polri: Sederet Pejabat Tinggi Dilantik dan Berganti Jabatan
  • Polri Dukung Asta Cita: Satgas Pangan Jaga Distribusi dan Stabilitas Harga
  • Menuju Polri Inklusif: SSDM Polri Luncurkan Penghargaan Dukungan Kesetaraan Gender
  • Kemerdekaan untuk Pengabdian Kepada Ibu Pertiwi
  • Warga Cilengkrang Tumpah Ruah Sambut HUT RI ke-80 dengan Kreasi Seni Tradisional
  • Kakorlantas Pimpin TFG Merdeka Jaya 2025, Pastikan Keamanan HUT RI Berjalan Lancar
www.breakingnewsjabar.com
  • Beranda
  • Info Jabar
  • Nasional
  • Kriminal
    • Narkoba
    • Curas
    • Ranmor
  • Ekonomi dan bisnis
    • Nasional
    • Internasional
  • Pilkada
    • Jawa Barat
    • Nasional
  • Teknologi
  • Laporan Masyarakat
    • Fasilitas Umum
    • Kriminal
    • Lalu lintas
    • Layanan Masyarakat
www.breakingnewsjabar.com
You are at:Home»Nasional»Mini Conference UI: Resentralisasi Kekuasaan dan Tantangan Demokrasi di Era Oligarki
Nasional

Mini Conference UI: Resentralisasi Kekuasaan dan Tantangan Demokrasi di Era Oligarki

Denden darmawanBy Denden darmawan13 Februari 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Breakingnewsjabar.com – JAKARTA | Meskipun para aktor politik di Indonesia memiliki opsi untuk mengambil kebijakan yang pro-rakyat, mereka tetap terjebak dalam struktur oligarki yang membatasi ruang gerak mereka. Oleh karena itu, kritik terhadap oligarki seharusnya difokuskan pada sistem politik dan sosial-ekonomi secara keseluruhan, bukan hanya menyoroti individu tertentu.

Pernyataan ini muncul dalam Mini Conference bertajuk “20 Years After the Reorganisation of Power in Indonesia: State and Capital in an Age of Polycrisis” , yang diselenggarakan oleh Asia Research Centre Universitas Indonesia (UI) di kampus UI Depok, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025).

Diskusi tersebut menghadirkan narasumber ternama seperti Vedi Hadiz dari University of Melbourne, Marcus Mietzner dari Australian National University, serta moderator Amalinda Savarani dari Universitas Gadjah Mada. Pembicara utama dalam acara ini adalah Richard Robison dari University of Melbourne dan Faris Al-Fadhat dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam diskusi, Vedi Hadiz membandingkan situasi politik di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dengan periode awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Vedi, perbedaan utama antara keduanya terletak pada pendekatan terhadap kekuasaan.

Jokowi, yang berasal dari sistem desentralisasi, awalnya berupaya mempertahankan model pemerintahan yang lebih mendistribusikan kekuasaan ke daerah. Namun, meski memiliki niat baik, ia tetap bergantung pada dukungan oligarki untuk menjaga stabilitas pemerintahan.

Di sisi lain, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, ada kecenderungan untuk meresentralisasi kekuasaan. Meskipun demikian, Vedi menilai bahwa sentralisasi total seperti era Orde Baru sulit terjadi karena terlalu banyak kepentingan yang telah terlibat dalam sistem demokrasi pasca-reformasi.

Salah satu faktor penting dalam wacana resentralisasi adalah peran aparat keamanan. “Kita sudah melihat pertumbuhan signifikan peran militer dalam berbagai aspek kehidupan publik. Meskipun Jokowi membuka pintu untuk hal ini, Prabowo akan memanfaatkannya semaksimal mungkin,” ujar Vedi.

Vedi juga menyoroti strategi yang harus diambil oleh gerakan masyarakat dalam menghadapi oligarki. Menurutnya, oposisi terhadap oligarki harus fokus pada struktur politik dan sosial-ekonomi, bukan hanya menyerang individu tertentu. “Jika hanya fokus pada individu, konflik oligarki bisa menjadi tidak terarah dan tidak efektif,” katanya.

Sejak runtuhnya rezim Soeharto pada tahun 1998, peta oligarki di Indonesia menjadi semakin kompleks dan tidak lagi terpusat pada satu figur. Hal ini, menurut Vedi, menyebabkan disorientasi dalam strategi politik kelompok-kelompok progresif.

Dengan dinamika politik yang terus berkembang, tantangan besar bagi demokrasi Indonesia adalah bagaimana menavigasi kepentingan oligarki tanpa mengorbankan prinsip-prinsip demokrasi yang telah diperjuangkan sejak reformasi.

Dalam analisisnya tentang oligarki, Richard Robison menegaskan bahwa oligarki bukan sekadar dominasi oleh kelompok elite atau orang kaya, melainkan sebuah sistem aturan sosial, ekonomi, dan politik yang terstruktur untuk mempertahankan kepentingan segelintir pihak.

“Oligarki lebih dari sekadar kelas pemerintahan. Lebih dari elite. Lebih dari kapitalisme kronis. Lebih dari sekadar pemerintahan oleh orang kaya atau oleh beberapa individu,” tegas Robison.

Sumber : kompas.id

Post Views: 69
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Previous ArticleDedi Mulyadi Usulkan Cabut Izin Truk Tambang yang Langgar Jam Operasional di Parungpanjang
Next Article Erdogan Puji Ketegasan Indonesia Dukung Palestina dalam Pertemuan dengan Prabowo
Denden darmawan

Related Posts

Kemerdekaan untuk Pengabdian Kepada Ibu Pertiwi

18 Agustus 2025

Satgas Kesehatan Gelombang IV Dilepas, Siap Layani Warga Palestina di Tengah Konflik

14 Agustus 2025

Satgas Garuda Merah Putih II Diberangkatkan, Bawa Bantuan untuk Warga Gaza

13 Agustus 2025
Leave A Reply Cancel Reply

Advetorial

Pemberitahuan Pelatihan dan Persiapan Bimbel Prawita untuk Calon Siswa Angkatan Ke-4

3 November 2025
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
Don't Miss

Pemberitahuan Pelatihan dan Persiapan Bimbel Prawita untuk Calon Siswa Angkatan Ke-4

Wakapolri Baru Dilantik, Fokus Dukung Kapolri dan Realisasikan Program Nasional

Rotasi Strategis Polri: Sederet Pejabat Tinggi Dilantik dan Berganti Jabatan

Polri Dukung Asta Cita: Satgas Pangan Jaga Distribusi dan Stabilitas Harga

About
About

Your source for the lifestyle news. This demo is crafted specifically to exhibit the use of the theme as a lifestyle site. Visit our main page for more demos.

We're social, connect with us:

Facebook X (Twitter) Pinterest LinkedIn VKontakte
From Flickr
Ascend
terns
casual
riders on the storm
chairman
mood
monument
liquid cancer
blue
basement
ditch
stars
About
About

Your source for the lifestyle news. This demo is crafted specifically to exhibit the use of the theme as a lifestyle site. Visit our main page for more demos.

We're social, connect with us:

Facebook X (Twitter) Instagram LinkedIn VKontakte
Popular Posts

Pemberitahuan Pelatihan dan Persiapan Bimbel Prawita untuk Calon Siswa Angkatan Ke-4

3 November 2025

Wakapolri Baru Dilantik, Fokus Dukung Kapolri dan Realisasikan Program Nasional

19 Agustus 2025

Rotasi Strategis Polri: Sederet Pejabat Tinggi Dilantik dan Berganti Jabatan

19 Agustus 2025
Copyright © 2025 BreakingnewsJabar.com
  • Beranda
  • Susunan Redaksi

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.