Breakingnewsjabar.com – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana pembentukan bank emas pertama di Indonesia, yang akan diresmikan pada 26 Februari 2025. Pengumuman ini disampaikan dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2/2025).
“Kita akan bentuk bank emas. Jadi kita selama ini belum punya bank untuk emas,” ujar Prabowo dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden.
Menurutnya, saat ini emas-emas hasil tambang Indonesia langsung diekspor ke luar negeri tanpa melalui proses pengolahan atau penyimpanan maksimal di dalam negeri. Dengan adanya bank emas sendiri, pemerintah berharap emas dapat dimanfaatkan dan disimpan secara optimal demi kepentingan bangsa.
“Insyaallah (bank emas) akan kita resmikan tanggal 26 Februari (2025). Saya kira ini yang pertama ya di Indonesia,” tambah Prabowo.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyebut bahwa pendirian bullion bank telah dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden RI. Meski tidak merinci apakah pembahasan tersebut dilakukan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, Erick menegaskan pentingnya keberadaan bullion bank untuk memperkuat ekosistem produksi emas di Tanah Air.
“Memang sudah pernah di-rataskan, bagaimana Indonesia harus punya bullion bank sendiri. Kalau dulu ekosistemnya belum nyambung, sekarang kita ingin membuat sistem yang terbukti (proven ) dan besar,” ujar Erick usai acara penandatanganan kerja sama antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Bullion bank adalah lembaga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan emas sekaligus menyediakan layanan perbankan dengan instrumen logam mulia. Erick menjelaskan, dorongan untuk mendirikan bullion bank ini sejalan dengan produksi emas domestik yang mencapai puluhan ton per tahun. Misalnya, dengan adanya smelter milik Freeport yang mampu memproduksi hingga 50 ton emas, sebagian besar akan dibeli oleh Antam dengan nilai penghematan mencapai Rp 200 triliun.
Namun, Erick menekankan bahwa manfaat bullion bank tidak hanya terbatas pada skala industri, tetapi juga harus melibatkan masyarakat luas. Ia menyebut tabungan emas sebagai salah satu contoh potensi yang bisa digali lebih dalam.
“Kalau sudah ada bullion bank , masyarakat akan mulai mengenal dan terbiasa dengan tabungan emas. Saat ini, sistem seperti tabungan syariah dan pegadaian sudah lebih dulu dikenal. Kita bisa dorong masyarakat menabung emas melalui bank syariah, Pegadaian, BRI, atau BSI,” ungkapnya.
Erick menambahkan, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tabungan emas, cadangan emas nasional juga akan meningkat. “Yang tadinya cuma 70,83 ton, bisa terus naik nanti. Ini bukan hanya untuk negara, tapi juga untuk masyarakat agar ekonominya semakin baik,” katanya.
Sumber : KOMPAS.com

