Breakingnewsjabar.com – KOTA BANDUNG | Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan , menyatakan bahwa Kota Bandung memiliki jalur sepeda terpanjang di dunia. Pernyataan ini disampaikan dalam rangka peringatan Hari Sepeda Sedunia 2025 , yang digelar di Balai Kota Bandung pada Selasa (3/6/2025).
“Jalur sepeda di Jalan Asia Afrika merupakan jalur terpanjang sedunia, karena secara simbolis melintasi dua benua: Asia dan Afrika ,” ujar Farhan saat memberikan sambutan di hadapan para audiens yang hadir. Pernyataan tersebut langsung disambut dengan antusiasme dan tepuk tangan meriah.
Farhan juga menyoroti keunikan geografis Kota Bandung, khususnya keberadaan Sungai Cikapundung yang mengalir di kawasan tersebut. “Sungai Cikapundung menjadi simbol penghubung lintas benua yang unik, sekaligus menegaskan identitas Bandung sebagai kota yang memadukan nilai-nilai global dan lokal,” tambahnya.
Acara ini diikuti oleh lebih dari 600 pesepeda yang turut ambil bagian dalam berbagai kegiatan. Rangkaian acara dimulai sejak pagi hari, termasuk konvoi santai dari Pendopo ke Balai Kota Bandung, edukasi keselamatan berkendara, hingga aksi simbolis pengecatan marka jalur sepeda di kawasan Jalan Asia Afrika.
Farhan menekankan pentingnya budaya bersepeda di perkotaan, terutama di Bandung yang memiliki keterbatasan ruang. “Bandung ini kota yang sempit. Namun, bukan berarti tidak ada ruang bagi pesepeda. Melalui kegiatan ini, kita ingin mengedukasi publik bahwa jalan raya adalah ruang bersama untuk semua pengguna,” ujarnya.
Ia juga menyoroti peran pesepeda sebagai pengguna jalan yang sangat kritis. Menurutnya, pesepeda lebih sensitif terhadap kondisi jalan dibandingkan pengguna kendaraan bermotor. Hal ini menjadikan mereka agen perubahan yang dapat mendorong percepatan perbaikan infrastruktur.
“Kalau jalannya rusak, pesepeda akan merasakan dampaknya lebih dulu. Ini menjadi masukan penting bagi kami di pemerintah untuk mempercepat perbaikan,” ucap Farhan.
Terkait ajakan untuk mulai bersepeda, Farhan menyarankan agar kebiasaan ini ditanamkan sejak usia sekolah. Dengan begitu, generasi muda akan terbiasa menggunakan sepeda sebagai salah satu moda transportasi alternatif.
“Kalau anak-anak sudah gemar bersepeda dari kecil, kebiasaan itu akan terbawa sampai dewasa. Mereka bisa memilih sendiri kapan harus menggunakan sepeda dan kapan harus menggunakan kendaraan bermotor,” katanya.
Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk terus mendukung gerakan bersepeda. Farhan bahkan berjanji bahwa Pendopo dan Balai Kota Bandung akan selalu terbuka bagi komunitas pesepeda setiap peringatan Hari Sepeda Sedunia dalam lima tahun ke depan.
“Kalau perlu, undang saja komunitas pesepeda sedunia ke sini. Bandung siap jadi tuan rumah,” pungkasnya dengan nada optimis.
Pernyataan Wali Kota Bandung tentang jalur sepeda terpanjang di dunia di Jalan Asia Afrika mencerminkan upaya kreatif untuk menggabungkan nilai historis, geografis, dan budaya Kota Bandung ke dalam pembangunan infrastruktur ramah lingkungan. Simbolisasi jalur sepeda yang melintasi “dua benua” ini tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menunjukkan komitmen Bandung dalam mendukung mobilitas berkelanjutan.
Dengan melibatkan lebih dari 600 pesepeda, acara ini berhasil menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya berbagi ruang jalan. Konsep “jalan sebagai ruang bersama” menjadi fokus utama, mengingat keterbatasan ruang di perkotaan sering kali menjadi tantangan dalam mengakomodasi kebutuhan transportasi alternatif seperti sepeda.
Peran pesepeda sebagai agen perubahan juga menjadi sorotan penting. Karena pesepeda lebih peka terhadap kondisi jalan, mereka dapat memberikan masukan langsung kepada pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur. Hal ini sejalan dengan prinsip partisipatif dalam pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan.
Ajakan untuk menanamkan budaya bersepeda sejak usia dini menunjukkan visi jangka panjang Pemerintah Kota Bandung. Dengan membiasakan generasi muda menggunakan sepeda, diharapkan pola pikir masyarakat tentang transportasi dapat berubah secara signifikan, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon.
Komitmen untuk menjadikan Bandung sebagai tuan rumah komunitas pesepeda internasional juga menunjukkan ambisi besar untuk memposisikan kota ini sebagai destinasi ramah lingkungan dan pusat kegiatan berbasis keberlanjutan.
Sumber: Humas Kota Bandung