Breakingnewsjabar.com – KOTA BANDUNG | Saat fajar mulai menyingsing, Nurlaelasari sudah bersiap dengan sapu di tangan. Perempuan asal Cibeunying ini adalah salah satu petugas kebersihan Kota Bandung yang setiap hari turun ke jalan, memastikan kota tetap bersih dan nyaman.
Sudah enam tahun ia mengabdikan diri sebagai penyapu jalan di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Rutinitasnya dimulai dari titik kerja yang telah ditentukan.
Tanpa banyak bicara, ia langsung mengayunkan sapunya, menyapu dedaunan kering dan sampah yang berserakan di trotoar.
“Kalau lagi rontok daunnya banyak, bisa sampai lima jam nyapu,” ujarnya (2/4/2025).
Namun, bukan hanya lelah yang ia rasakan. Ada kebanggaan dalam setiap ayunan sapunya.
“Kalau Bandung bersih, rasanya senang. Bikin betah,” tambahnya dengan senyum.
Namun, di balik pekerjaannya yang mulia, ada pengorbanan besar yang harus ia jalani, terutama saat momen Idulfitri.
Tahun ini, ia beruntung mendapat libur di hari pertama, tetapi di tahun-tahun sebelumnya, ia pernah harus tetap bertugas di hari yang fitri.
“Ada haru, ada sedih. Malam takbiran, orang kumpul keluarga, saya di jalan. Tapi alhamdulillah, ada teman-teman yang sama-sama di sini, jadi tetap ada kebersamaan,” katanya.
Bagi para petugas kebersihan seperti Nurlaelasari, Haji Sapar, dan Adi, hari raya bukan berarti libur penuh. Mereka harus tetap bekerja demi menjaga Kota Bandung tetap bersih, meski hati mereka juga ingin berkumpul dengan keluarga. Namun, mereka menerima tanggung jawab ini dengan ikhlas.
Haji Sapar, misalnya, selalu mencoba melihat sisi positif dari pekerjaannya. “Malam takbiran kerja, pagi Lebaran juga masih kerja. Pulang sebentar, lalu lanjut piket lagi,” ceritanya. Meski kadang merasa rindu dengan suasana kehangatan keluarga, ia merasa bangga karena tugasnya membantu membuat kota lebih indah.
Adi, yang bertugas membersihkan area dari GOR Citra hingga Widyatama, memiliki cerita serupa. Ia mengakui bahwa pekerjaannya semakin berat saat musim kemarau tiba. Daun-daun kering yang berguguran membuat pekerjaannya lebih menantang. Namun, ia tetap menjalankan tugasnya dengan semangat.
“Sukanya, bisa bikin Bandung bersih. Dukanya, pas hari H Lebaran orang kumpul sama keluarga, saya tetap kerja. Tapi, ini tugas mulia,” katanya dengan nada bangga.
Adi juga mengingat momen ketika ia mendapat apresiasi dari warga yang lewat. “Pernah ada yang kasih makanan ringan atau sekadar bilang ‘terima kasih.’ Hal kecil seperti itu saja sudah bikin hati hangat,” ungkapnya.
Ketiganya sepakat bahwa menjaga kebersihan kota bukan hanya tugas petugas kebersihan, tapi tanggung jawab bersama. Mereka berharap masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Wargi Bandung, mari kita jaga kota kita. Jangan buang sampah sembarangan, hargai usaha kami,” pesan mereka.
Meskipun pekerjaan mereka sering kali dianggap remeh oleh sebagian orang, para petugas kebersihan ini tetap bekerja tanpa kenal lelah. Di balik keindahan Kota Bandung yang terlihat bersih dan nyaman, ada jerih payah mereka yang rela meninggalkan momen spesial bersama keluarga demi menjaga kebersihan kota.
Di tengah gemerlap perayaan Idulfitri, para petugas kebersihan ini layak mendapat apresiasi lebih dari masyarakat. Dengan dedikasi tinggi, mereka memastikan bahwa Kota Bandung tetap bersih dan nyaman, bahkan di hari-hari istimewa seperti Lebaran.
“Kami hanya ingin warga Bandung sadar bahwa kebersihan kota adalah tanggung jawab kita semua. Bantu kami dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan hormati pekerjaan kami,” ujar Nurlaelasari.
Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang bekerja di balik layar demi kenyamanan bersama. Di hari raya yang penuh kebahagiaan ini, sudah sepatutnya kita memberikan penghargaan kepada mereka, baik melalui ucapan terima kasih maupun tindakan nyata dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Sumber: Humas Jabar @ Diskominfo Kota Bandung