Selamat datang di Www.BreakingnewsJabar.Com
Menyajikan Berita Terkini
Close Menu
www.breakingnewsjabar.com
  • Beranda
  • Info Jabar
  • Nasional
  • Kriminal
    • Narkoba
    • Curas
    • Ranmor
  • Ekonomi dan bisnis
    • Nasional
    • Internasional
  • Pilkada
    • Jawa Barat
    • Nasional
  • Teknologi
  • Laporan Masyarakat
    • Fasilitas Umum
    • Kriminal
    • Lalu lintas
    • Layanan Masyarakat
Facebook X (Twitter) Instagram
Trending
  • Pendopo Lama Tasikmalaya Kembali Aktif, Dibuka untuk Kegiatan Publik
  • Retret Kepala Daerah Digelar 22 Juni, Biaya Ditanggung Pemerintah Pusat
  • Pakar Unpad Soroti Risiko Legal Evakuasi Warga Gaza: Bisa Dianggap Pemindahan Paksa
  • Ancaman Mogok Mengajar Guru Honorer KBB, Ini Respons Pemerintah Daerah
  • Hari Bhayangkara ke-79, Polri Gelar Bakti Kesehatan Serentak Se-Indonesia
  • Wamendikdasmen Pastikan SPMB Transparan, Tinjau Langsung di SMPN 7 Bandung
  • Presiden Prabowo dan PM Wong Bahas Krisis Global, Sepakat Tolak Kekerasan dan Dukung Dialog
  • Rektor UPI Baru Dilantik, Wali Kota Bandung Usulkan Kolaborasi Pengembangan Pendidikan Swasta
www.breakingnewsjabar.com
  • Beranda
  • Info Jabar
  • Nasional
  • Kriminal
    • Narkoba
    • Curas
    • Ranmor
  • Ekonomi dan bisnis
    • Nasional
    • Internasional
  • Pilkada
    • Jawa Barat
    • Nasional
  • Teknologi
  • Laporan Masyarakat
    • Fasilitas Umum
    • Kriminal
    • Lalu lintas
    • Layanan Masyarakat
www.breakingnewsjabar.com
You are at:Home»Info jabar»Jurnalis Palestina Bertahan di Tengah Teror: Kisah Trauma dan Tanggung Jawab
Info jabar

Jurnalis Palestina Bertahan di Tengah Teror: Kisah Trauma dan Tanggung Jawab

Denden darmawanBy Denden darmawan25 Mei 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Breakingnewsjabar.com – BANDUNG | Di tengah genosida yang terus berlangsung di Gaza , para jurnalis Palestina tetap bertahan menjalankan tugas mereka. Bukan hanya sebagai penyampai kabar, mereka juga menjadi saksi sekaligus korban dari kehancuran yang melanda tanah kelahiran mereka sendiri.

Salah satu kisah pilu datang dari Youmna Al Sayed , seorang jurnalis dari Al Jazeera English , yang meliput keganasan serangan Israel di Gaza setelah peristiwa 7 Oktober 2023 . Ia menceritakan pengalamannya saat laporan langsungnya tiba-tiba terinterupsi oleh ledakan misil yang menghancurkan sebuah gedung bertingkat di belakangnya tahun lalu.

“Peristiwa itu sangat menyeramkan. Setiap kali saya melihat rekaman video itu di internet, saya masih merasakan kepanikan yang sama seperti waktu itu. Namun, apa yang kita lihat di layar tidak sampai sepersepuluh dari kengerian realita yang terjadi di Gaza,” ungkap Youmna dalam Konferensi Aktivis Palestina Asia Pasifik untuk Al-Quds dan Palestina di Hotel Savoy Homann Bandung , Minggu (25/5/2025).

Ia melanjutkan bahwa sesaat setelah siaran langsung tersebut berakhir, sebanyak 10 ledakan misil susulan meluluhlantakkan bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Menurut Youmna, insiden ini hanyalah sebagian kecil dari teror yang terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya.

Youmna juga menceritakan peristiwa dramatis di kamp pengungsian Jabaliya , ketika sebuah ledakan hebat hampir merenggut nyawanya. Saat itu, ia bahkan telah menitipkan pesan kepada tim pemberitaan Al Jazeera di Doha, Qatar , agar keluarganya mencari jasadnya jika ia tidak lagi memberi kabar.

“Saya hampir terbunuh di kamp pengungsian Jabaliya. Tiga rumah di sekitar saya hancur total. Israel kemudian membombardir lagi, semua orang berteriak dan menyelamatkan diri. Saya menelepon ke Doha, meminta mereka agar keluarga mencari jasad saya di sana jika saya meninggal dunia,” ucapnya dengan suara bergetar.

Beruntung, Youmna selamat meskipun tubuhnya sempat terlontar beberapa meter akibat ledakan. Saat pulang ke rumah, ia menangis tersedu-sedu, hingga anak perempuannya yang berusia 8 tahun menghiburnya dengan kalimat yang menguatkan.

“Dia bilang, ‘ibu tidak boleh menangis, kalau ibu menangis kita tidak akan bisa selamat’. Sejak saat itu sampai sekarang, saya tak pernah lagi menangis apapun yang terjadi. Saya bahkan kesulitan untuk menangis, karena takut tidak bisa bangkit lagi,” tutur Youmna.

Ia menambahkan bahwa banyak peristiwa di lapangan yang membuat hatinya hancur, terutama saat melihat anak-anak terluka atau tewas di bawah reruntuhan. Meski demikian, ia dan rekan-rekannya tetap harus menjalankan tugas sebagai wartawan untuk mendokumentasikan tragedi tersebut.

“Di samping sebagai wartawan, kita juga manusia. Saya seorang ibu, dan setiap kali melihat anak-anak terluka atau terhimpit di bawah reruntuhan, itu membuat hati saya hancur,” katanya.

Pernyataan senada disampaikan oleh Maher Atiya Abu Qouta , seorang juru kamera Al Jazeera di Gaza. Ia, yang telah meliput berbagai konflik sejak 1997 , mengaku trauma akibat banyaknya peristiwa kelam yang ia saksikan di lapangan.

“Kami sering terjebak dilema antara harus membantu korban dulu atau meliput peristiwanya dulu. Sampai sekarang, saya masih bisa jelas mencium bau darah dan bau hangus dari korban-korban yang tewas terbakar hingga jadi abu,” paparnya.

Maher menambahkan bahwa jurnalis di Gaza sering kali menjadi orang pertama yang tiba di lokasi peristiwa, bahkan sebelum ambulans atau tim medis lainnya datang. Situasi ini, kata Maher, adalah hal yang tidak bisa dihindari.

“Orang-orang lain di dunia mungkin bisa dengan mudah mengganti channel televisi mereka ketika sudah tidak sanggup melihat peristiwa di Gaza. Tapi kami tidak punya privilese itu. Kita harus ada di sana dan melalui semuanya, karena ini adalah tugas dan tanggung jawab kami. Dokumentasi kami adalah bentuk tanggung jawab kami untuk para korban yang gugur,” tutur Maher.

Sumber: detik.com

Post Views: 38
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Previous ArticleMelly Goeslaw Bawa Pesan Kemanusiaan untuk Palestina Lewat Puisi Haru
Next Article Pemkab Bekasi Pertahankan Opini WTP, Bukti Komitmen Tata Kelola Keuangan yang Akuntabel
Denden darmawan

Related Posts

Pendopo Lama Tasikmalaya Kembali Aktif, Dibuka untuk Kegiatan Publik

16 Juni 2025

Ancaman Mogok Mengajar Guru Honorer KBB, Ini Respons Pemerintah Daerah

16 Juni 2025

Hari Bhayangkara ke-79, Polri Gelar Bakti Kesehatan Serentak Se-Indonesia

16 Juni 2025
Leave A Reply Cancel Reply

Advetorial

7 Lowongan Kerja Dibuka hingga 4 Februari 2025, Penempatan Seluruh Indonesia, Ini Perusahaannya!

24 Januari 2025
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Pinterest
Don't Miss

Pendopo Lama Tasikmalaya Kembali Aktif, Dibuka untuk Kegiatan Publik

Retret Kepala Daerah Digelar 22 Juni, Biaya Ditanggung Pemerintah Pusat

Pakar Unpad Soroti Risiko Legal Evakuasi Warga Gaza: Bisa Dianggap Pemindahan Paksa

Ancaman Mogok Mengajar Guru Honorer KBB, Ini Respons Pemerintah Daerah

About
About

Your source for the lifestyle news. This demo is crafted specifically to exhibit the use of the theme as a lifestyle site. Visit our main page for more demos.

We're social, connect with us:

Facebook X (Twitter) Pinterest LinkedIn VKontakte
From Flickr
Ascend
terns
casual
riders on the storm
chairman
mood
monument
liquid cancer
blue
basement
ditch
stars
About
About

Your source for the lifestyle news. This demo is crafted specifically to exhibit the use of the theme as a lifestyle site. Visit our main page for more demos.

We're social, connect with us:

Facebook X (Twitter) Instagram LinkedIn VKontakte
Popular Posts

Pendopo Lama Tasikmalaya Kembali Aktif, Dibuka untuk Kegiatan Publik

16 Juni 2025

Retret Kepala Daerah Digelar 22 Juni, Biaya Ditanggung Pemerintah Pusat

16 Juni 2025

Pakar Unpad Soroti Risiko Legal Evakuasi Warga Gaza: Bisa Dianggap Pemindahan Paksa

16 Juni 2025
Copyright © 2025 BreakingnewsJabar.com
  • Beranda
  • Susunan Redaksi

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.