Breakingnewsjabar.com – JAKARTA | Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan publik, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Saat ini, Polri tidak hanya dituntut untuk menegakkan hukum secara tegas, tetapi juga harus mampu membangun sistem pelayanan yang cepat, transparan, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. (17 Maret 2025)
Dalam Seminar Nasional bertajuk “Mewujudkan Pelayanan Polri yang Responsif dan Berorientasi pada Harapan Masyarakat dalam Menghadapi Tantangan Era 4.0 dan Transformasi Digital” , Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Irjen. Pol. Dadang Hartanto menegaskan bahwa keberhasilan Polri dalam menjawab tantangan ini sangat bergantung pada kemampuan institusi tersebut beradaptasi dengan teknologi serta mengedepankan pendekatan humanis.
“Membangun Polri yang responsif berarti memastikan setiap interaksi dengan masyarakat mencerminkan profesionalisme, akuntabilitas, dan empati. Teknologi hanya menjadi alat bantu, tetapi kunci utamanya adalah komitmen dalam membangun kepercayaan publik,” ujar Irjen. Pol. Dadang Hartanto .
Pentingnya Adaptasi Teknologi dan Pendekatan Humanis
Seminar ini menjadi forum penting bagi berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi peningkatan kualitas layanan kepolisian. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) turut memberikan pandangan tentang pentingnya transformasi digital dalam pelayanan publik, termasuk di tubuh Polri.
Tak hanya menyoroti aspek teknologi, seminar ini juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis empati dalam praktik Kepolisian. Hasil penelitian mahasiswa STIK angkatan ke-82 mengungkap bahwa peningkatan kepercayaan publik terhadap Polri tidak hanya bergantung pada kecanggihan sistem, tetapi juga pada bagaimana aparat kepolisian memperlakukan masyarakat dengan sikap yang lebih humanis.
“Keberhasilan Polri bukan hanya diukur dari keberanian dalam menegakkan hukum, tetapi juga dari kemampuannya dalam membangun hubungan yang lebih harmonis dengan masyarakat,” imbuh Ketua STIK.
Inovasi dan Profesionalisme sebagai Kunci Kepercayaan Publik
Melalui berbagai gagasan yang lahir dari seminar ini, diharapkan Polri dapat mempercepat reformasi pelayanan yang tidak hanya responsif dan berbasis teknologi, tetapi juga lebih berorientasi pada kebutuhan dan kepercayaan publik. Di era 4.0, Polri dituntut untuk menjadi institusi yang inovatif, profesional, dan humanis guna menciptakan keamanan yang berkelanjutan serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian di Indonesia.
“Teknologi adalah alat, tetapi hati dan pikiran yang humanis adalah fondasi utama dalam membangun kepercayaan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kami agar sesuai dengan harapan masyarakat,” tutup Ketua STIK.
Era digital menawarkan peluang besar bagi Polri untuk bertransformasi menjadi institusi yang lebih modern dan efisien. Namun, di balik semua teknologi yang digunakan, esensi dari pelayanan kepolisian tetaplah manusia. Oleh karena itu, pendekatan humanis harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah Polri ke depan.
“Kami berharap Polri dapat menjadi contoh institusi yang tidak hanya tangguh dalam menegakkan hukum, tetapi juga hangat dalam melayani masyarakat. Ini adalah langkah penting menuju Indonesia yang lebih aman, adil, dan sejahtera,” kata salah satu peserta seminar.
Sumber: Divisi Humas Polri