Breakingnewsjabar.com – JAKARTA | Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menunjukkan komitmen tinggi dalam memastikan kelancaran penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M. Bertempat di Masjid Istiqlal Jakarta, Menag secara langsung menerima laporan hasil identifikasi risiko dan mitigasi layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dari Pelaksana Tugas (Plt.) Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Faisal Ali Hasyim.
Penyerahan laporan ini merupakan tindak lanjut instruksi tegas Menag kepada Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag untuk proaktif mengantisipasi potensi kendala yang mungkin terjadi selama puncak ibadah haji di Tanah Suci. Langkah ini dinilai sangat penting guna menjamin kelancaran dan kenyamanan jutaan jemaah haji Indonesia.
Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi tim Itjen yang telah menyusun peta risiko serta langkah-langkah mitigasi secara komprehensif. Beliau menegaskan bahwa laporan ini akan menjadi panduan utama dalam memastikan kesuksesan layanan haji, khususnya pada fase puncak di Armuzna yang dikenal sangat padat dan kompleks.
“Saya menyambut baik laporan ini. Kerja Itjen dalam memetakan mulai dari risiko, penyebab, dampak, hingga mitigasinya adalah bentuk kesiapan yang luar biasa. Ini akan menjadi acuan penting dalam menyukseskan puncak layanan haji,” tegas Menag dalam keterangan pers yang diterima detikHikmah, Sabtu (12/5/2025).
Lebih lanjut, Menag mengingatkan agar semua potensi risiko, sekecil apapun, tidak boleh diabaikan. Menurutnya, mitigasi yang matang adalah kunci untuk mencegah terjadinya masalah atau meminimalisir dampaknya jika insiden tak terhindarkan. Beliau juga menyoroti pentingnya pelaksanaan murur, sebuah aspek krusial dalam optimalisasi layanan jemaah.
“Apalagi menyangkut pelaksanaan murur, ini bagian penting dalam optimalisasi layanan jemaah haji. Maka perhatian terhadap kaidah syariah juga harus menjadi prioritas,” tambah Menag Nasaruddin, menekankan pentingnya keseimbangan antara efisiensi layanan dan kepatuhan terhadap ketentuan agama.
Sementara itu, Plt. Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim menjelaskan bahwa penyerahan laporan ini adalah wujud nyata tanggung jawab Itjen dalam mengawal amanah penyelenggaraan ibadah haji. Langkah preventif melalui identifikasi dan mitigasi risiko di Armuzna diharapkan dapat meminimalisir potensi hambatan yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah para jemaah.
“Mitigasi risiko layanan Armuzna ini kami siapkan sebagai langkah preventif terhadap potensi masalah yang dapat menghambat kelancaran ibadah jemaah,” jelas Faisal.
Faisal menambahkan bahwa pengawasan penyelenggaraan haji tahun ini mengadopsi pendekatan berbasis risiko. Tujuan akhirnya adalah untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan pada akhirnya, meningkatkan kepuasan jemaah haji Indonesia.
“Ukuran sukses haji tetap merujuk pada Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) yang diukur oleh BPS. Maka pengawasan kami pun diarahkan untuk memberi dampak pada meningkatnya kepuasan tersebut,” pungkasnya.
Sumber: https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-7865488/siaga-penuh-layani-jemaah-menag-terima-peta-mitigasi-risiko-puncak-haji-2025