Breakingnewsjabar.com – BANDUNG | Menjadi mualaf adalah perjalanan spiritual yang penuh tantangan, terutama dalam memahami dan membaca Al-Qur’an . Hal ini dirasakan oleh Santi (50) , seorang mualaf di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung. Berkat program Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an melalui Gerakan Utama Mengaji , kini ia bisa mulai membaca Al-Qur’an dan semakin memahami agama Islam dengan lebih mendalam.
Santi mengakui bahwa belajar membaca Al-Qur’an bukanlah hal mudah. Terutama dalam pelafalan huruf-huruf hijaiyah yang berbeda dengan kebiasaannya selama ini.
“Biasanya di sini kita mengucapkan ‘Allah’ dengan ‘Alah’, lalu huruf-huruf seperti Kho dan Ha itu terasa sulit. Tapi Alhamdulillah, program ini sangat membantu,” tuturnya di Kantor Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kamis, 13 Maret 2025.
Dengan penuh semangat, ia mengikuti setiap sesi pembelajaran yang diberikan dalam program tersebut.
“Saya ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, walaupun dari dasar dulu. Saya juga ingin memahami arti agama yang lebih luas,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan.
Perjalanan Spiritual Santi sebagai Mualaf
Sebagai pendatang dari Palembang, Santi merasa sangat terbantu dengan adanya komunitas belajar seperti ini. Ia mengaku awalnya merasa rendah diri karena belum bisa membaca Al-Qur’an. Namun, dukungan dari para pengajar dan peserta lain membuatnya semakin termotivasi untuk belajar.
“Saya baru di sini, dan ikut program ini rasanya luar biasa. Tadinya saya merasa bodoh karena belum bisa membaca Al-Qur’an, tapi sekarang saya semakin yakin bahwa saya juga bisa belajar dan memahami agama Islam dengan lebih baik,” tambahnya.
Bagi Santi, program ini tidak hanya membantu dalam aspek spiritual, tetapi juga memberikan rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara sesama peserta.
Program Bandung Utama Mengaji
Program Bandung Utama Mengaji , yang mencakup pemberantasan buta huruf Al-Qur’an, pelatihan dai, rumah tahfidz, dan rumah tahsin, menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Bandung dalam meningkatkan literasi keagamaan masyarakat.
Melalui program ini, warga diajak untuk belajar membaca Al-Qur’an dari nol, memperbaiki bacaan, hingga memahami makna ayat-ayat suci. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran spiritual dan moral di kalangan masyarakat.
“Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak warga, termasuk para mualaf, yang bisa membaca dan memahami Al-Qur’an dengan lebih baik,” kata salah satu pengajar dalam program tersebut.
Semangat Belajar Tanpa Batas Usia
Semangat Ibu Santi dan peserta lainnya menjadi bukti bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, terutama dalam mendalami agama Islam. Bagi mereka, membaca Al-Qur’an bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Belajar Al-Qur’an adalah ibadah yang tidak mengenal usia. Semoga semakin banyak orang yang terinspirasi untuk belajar membaca dan memahami Al-Qur’an,” pungkas salah satu koordinator program.
Program ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya seperti yang dirasakan oleh Santi dan rekan-rekannya.
Sumber: Humas Kota Bandung