Breakingnewsjabar.com – KABUPATEN BOGOR | Bupati Bogor, Rudy Susmanto , meluncurkan program unggulan bertajuk “SEHAT” (Sarapan Endah Hasil Alam Tanah Sunda) sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayahnya. Program ini mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal yang sehat, bergizi, dan berkelanjutan.
Menurut Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) Kabupaten Bogor, Zaenal Ashari , investasi terbaik saat ini adalah peningkatan kualitas SDM, yang dimulai dengan mengonsumsi asupan gizi seimbang.
“Makan bukan sekadar untuk kenyang, tetapi menjadi investasi kesehatan dan kecerdasan generasi mendatang,” ujar Zaenal saat peluncuran program “SEHAT” oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) di Auditorium Sekretariat Daerah, Cibinong , Selasa (20/5/2025).
Program “SEHAT” dicanangkan dengan menghadirkan gerakan konsumsi tematik berbasis hari, seperti Selasa “MASASI” (Mari Santap Singkong) , Rabu “CIHUI” (Cinta Hui) , dan Jumat “SORI TU SAY BU” (Sok Ririungan Tuang Sayur Buah) . Melalui inisiatif ini, Pemerintah Kabupaten Bogor ingin menumbuhkan budaya makan pangan lokal yang beragam, sehat, dan minim limbah.
Zaenal menegaskan arahan Bupati Bogor bahwa keberhasilan program ini bergantung pada tiga pilar utama. Pertama, edukasi melalui diskusi, wicara, dan demo olahan pangan lokal bersama para pakar. Kedua, inovasi dengan meluncurkan fitur Piring Berbagi dalam aplikasi NGUPAHAN , yang memungkinkan masyarakat mengakses sayur, buah, dan umbi gratis. Ketiga, kolaborasi aktif dari TP-PKK , Dharma Wanita Persatuan , kader ketahanan pangan, dan pelaku usaha lokal.
“Para camat harus menjadi pelopor di wilayahnya masing-masing. Ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita saya ajak untuk menggalakkan kampanye pangan lokal. Pelaku usaha saya dorong berinovasi dengan olahan umbi, buah, dan sayur lokal,” tambahnya.
Bupati Bogor juga menegaskan bahwa pencanangan program “SEHAT” bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk komitmen bersama untuk membangun masyarakat Bogor yang sehat, produktif, dan mandiri dalam hal pangan.
Merujuk pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024 , nilai Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat Kabupaten Bogor hanya mencapai 87,12 , menempati peringkat ke-25 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Konsumsi sayur, buah, dan umbi-umbian masih jauh dari standar ideal, meskipun komoditas tersebut menjadi penyumbang limbah makanan rumah tangga terbesar di wilayah ini.
“Persoalan bukan pada ketersediaan pangan, melainkan pada kesadaran dan kebiasaan konsumsi masyarakat,” tegasnya.
Sumber: Humas Jabar