Breakingnewsjabar.com – SINGAPARNA, TASIKMALAYA | sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, menjadi sorotan tajam karena kondisinya yang dinilai kumuh dan semerawut. Penataan infrastruktur di kawasan ini dianggap tidak memadai dan jauh dari standar ideal untuk sebuah ibu kota kabupaten. Keluhan masyarakat terfokus pada minimnya fasilitas dasar seperti trotoar, buruknya pengelolaan pedagang kaki lima (PKL), serta stagnasi pembangunan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Wawan (39), warga Leuwisari yang sering beraktivitas di Singaparna, mengeluhkan kondisi trotoar yang rusak, sempit, bahkan beralih fungsi menjadi lahan parkir dan tempat berdagang. “Trotoar hampir tidak ada. Kalaupun ada, dipenuhi motor dan pedagang. Kami terpaksa berjalan di jalan raya, bersaing dengan kendaraan,” ujarnya.
Kritik serupa juga disampaikan Neni (34), warga Kecamatan Singaparna, yang menyayangkan lambannya respons pemerintah dalam menata pusat kota. Menurutnya, penataan trotoar, zona PKL, serta estetika kota seharusnya menjadi prioritas utama. “Ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan warga. Singaparna adalah wajah kabupaten, harus ditata serius, bukan hanya jadi wacana,” tegasnya.
Meskipun revitalisasi Alun-Alun Singaparna pernah dilakukan, masyarakat menilai penataan kawasan sekitarnya masih setengah hati. Dalam dua dekade terakhir, tak banyak perubahan signifikan dalam tata ruang dan infrastruktur kota. Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBH NU) Kabupaten Tasikmalaya, Asep Abdul Rofik, turut mengkritik keras stagnasi pembangunan di Singaparna. Ia menyoroti kegagalan pemerintah daerah dalam menghadirkan transformasi yang berpihak pada rakyat. “Revisi RTRW dan RDTR dilakukan dari masa Bupati Tatang Farhanul Hakim hingga Bupati Ade Sugianto, tapi tidak menunjukkan arah pembangunan yang jelas. Bahkan, beberapa revisi cenderung menguntungkan kelompok tertentu,” kata Asep, Senin (26/5/2025). Ia juga menyoroti kemudahan perizinan minimarket dekat pasar tradisional serta izin tambang galian C yang rawan penyalahgunaan. Selain itu, gagalnya relokasi Pasar Tradisional Singaparna yang telah direncanakan sejak 2013 semakin memperparah kemacetan dan mempersempit ruang pejalan kaki.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tasikmalaya, H. Gumilar Akhmad Purbawisesa, mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan penataan menyeluruh. Menurutnya, relokasi Pasar dan Terminal Singaparna adalah langkah awal untuk memperbaiki wajah kota. “Ini sudah direncanakan sejak lama, tapi belum ada realisasi. Padahal dua fasilitas ini menjadi sumber utama kesemrawutan,” ucapnya.
Gumilar juga menyoroti kondisi jalan yang sempit dan minim alternatif memadai. Hanya Jalan Pemda yang dinilai representatif, sementara jalur lain seperti Jalan Bojongkoneng sering memicu kemacetan. “Penataan ini mendesak, apalagi menjelang selesainya pembangunan Jalan Tol Getaci. Exit tol di Kabupaten Tasikmalaya bisa menjadi peluang sekaligus tantangan,” katanya. Ia menekankan pentingnya perencanaan berbasis Detail Engineering Design (DED) agar pembangunan kota lebih terarah. Gumilar juga menyoroti keterbatasan fasilitas lalu lintas, seperti ketiadaan lampu merah di titik strategis, yang membuat Singaparna tertinggal dibanding daerah lain di Jawa Barat. “Kita satu-satunya kabupaten di Jabar yang tak punya lampu merah. Meski jalan dikelola provinsi, Dishub harus proaktif memperjuangkan fasilitas dasar,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup (DPUTRLH) Kabupaten Tasikmalaya, H. Yafit, mengakui bahwa hingga tahun 2025, kawasan pusat kota Kabupaten Tasikmalaya di Singaparna belum masuk dalam rencana penataan secara menyeluruh. Menurutnya, pihaknya belum menerima program besar terkait penataan kawasan pusat kota. “Sampai saat ini, belum ada perencanaan besar seperti pelebaran jalan ataupun pembangunan trotoar untuk pusat kota di tahun 2025,” ujarnya. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa pemerintah daerah tetap melaksanakan perbaikan rutin setiap tahun, yang telah direncanakan sebagai agenda tahunan dinasnya.
Sumber: kabarsingaparna.pikiran-rakyat.com