Breakingnewsjabar.com – MIMIKA, PAPUA | Sekretaris Forum Komunikasi Dewan Mahasiswa (FKDM) Kabupaten Mimika, Arnold Ronsumbre, menyampaikan pernyataan resmi yang penuh empati terkait aksi kekerasan yang terjadi di wilayah Papua, khususnya di daerah pendulangan emas Kabupaten Yahukimo. Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah Republik Indonesia melalui aparat TNI-Polri, khususnya Operasi Damai Cartenz, atas keberhasilannya mengevakuasi dan mengidentifikasi korban dari serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Saya mewakili masyarakat Mimika dan seluruh elemen yang mencintai kedamaian, mengucapkan terima kasih atas dedikasi TNI-Polri dalam menjalankan tugasnya. Aksi kekerasan di tanah Papua adalah pelanggaran HAM yang tidak bisa ditolerir,” ujar Arnold dalam penyampaiannya, Sabtu (19/4).
Arnold juga menyoroti pentingnya penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan. Menurutnya, peristiwa ini bukan hanya menciderai nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga merusak citra Papua dan Indonesia secara keseluruhan.
“Kami mendukung sepenuhnya langkah hukum terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam aksi-aksi tersebut. Ini adalah pelanggaran nyata terhadap hak hidup manusia. Kita tidak bisa membiarkan kekerasan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Papua,” tegasnya.
Sebagai tokoh masyarakat dan ketua paguyuban, Arnold Ronsumbre juga menyampaikan imbauan moral berdasarkan ajaran agama agar masyarakat Papua menolak tindakan kekerasan dan tidak mengambil nyawa sesama.
“Dalam Injil, Tuhan melarang kita untuk membunuh. Maka sudah semestinya kita semua, khususnya kelompok-kelompok bersenjata, menghentikan tindakan kekerasan. Ingat, setiap tetes darah yang tumpah akan dimintai pertanggungjawaban, baik di dunia maupun di akhirat,” katanya dengan nada serius.
Lebih lanjut, Arnold mengajak seluruh masyarakat Papua, khususnya di Timika, untuk bersatu, menjaga perdamaian, serta menciptakan suasana yang harmonis dan kondusif, terutama di wilayah Amungme dan sekitarnya.
“Timika adalah barometer kedamaian Papua. Jika Mimika aman, maka Papua akan damai. Mari kita bergandeng tangan membangun suasana persatuan, bukan perpecahan,” imbaunya.
Sebagai penutup, Arnold kembali menegaskan bahwa konflik dan kekerasan hanya akan meninggalkan luka dan mencoreng nama baik bangsa di mata dunia.
“Jangan sampai karena segelintir oknum, nama Indonesia tercoreng di mata internasional. Mari kita jaga Papua agar tidak lagi dilumuri darah. Kita rawat perdamaian ini bersama,” tutupnya.
Pernyataan ini mencerminkan harapan besar dari masyarakat lokal akan perdamaian yang hakiki dan tegaknya keadilan di tanah Papua.
Sumber: Divisi Humas Polri