Breakingnewsjabar.com – KABUPATEN TASIKMALAYA | Setelah diguyur hujan selama hampir tujuh jam, banjir yang melanda Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya , kini mulai surut. Warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing dan berupaya menjalani aktivitas seperti biasa. Namun, sejumlah titik di Desa Tanjungsari, terutama di Kampung Bojongsoban dan Bojongwaru , masih tergenang air.
Menurut data dari pemerintah desa, sebanyak 1.171 Kepala Keluarga (KK) , 937 rumah , dan 3.986 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini. Amas , Kepala Desa Tanjungsari, menyebutkan bahwa meskipun tidak ada korban jiwa, kerusakan fisik dan kerugian ekonomi cukup signifikan. Total taksiran kerugian mencapai Rp 900 juta . Lahan pertanian yang terdampak meliputi 90 hektar sawah , 30 hektar kolam ikan , dan 13 hektar kebun . Beberapa lokasi pertanian yang paling parah terdampak adalah Blok Irtawi, Rancakored, Bojongwaru, dan Rancabolang .
“Banyak sawah yang sudah siap panen gagal karena terendam. Kolam ikan meluap dan ikannya hanyut. Begitu juga kebun-kebun rusak, serta puluhan rumah mengalami kerusakan parah,” ujar Amas.
Pemerintah desa dan kabupaten terus melakukan koordinasi untuk penanganan pasca-banjir. Bantuan logistik berupa sembako, air bersih, dan keperluan kesehatan telah disalurkan oleh Dinas Sosial PPKB P3A Kabupaten Tasikmalaya , serta instansi lain seperti TNI, Polri, Basarnas , dan relawan masyarakat.
“Kami juga melakukan evakuasi dan pelaporan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy terkait evaluasi sistem klep otomatis di Kampung Bojongsoban, serta memperbaiki tanggul sungai yang bocor,” tambah Amas. Ia menekankan pentingnya penyediaan air bersih, terutama untuk mandi dan mencuci, serta layanan kesehatan guna mencegah penyakit pasca-banjir seperti gatal-gatal dan diare.
Banjir ini terjadi akibat luapan Sungai Cikidang dan Citanduy pada Selasa malam, 20 Mei 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, dan mulai merendam pemukiman warga sejak Rabu siang, 21 Mei 2025. Ketinggian air saat itu mencapai 60 cm hingga 155 cm , sehingga merendam rumah, jalan, sawah, kolam, serta kebun warga di empat kedusunan, yakni Mekarsari, Cicalung, Hegarsari, dan Bojongsoban . Sebanyak 501 jiwa sempat mengungsi ke sejumlah lokasi aman seperti masjid, madrasah, dan pondok pesantren. Namun, saat ini mereka telah kembali ke rumah masing-masing, termasuk kelompok rentan seperti balita dan lansia.
“Kondisi warga saat ini sudah mulai stabil. Kami terus memantau kesehatan warga, khususnya lansia dan anak-anak,” kata Amas.
Jembar Adisetya , Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya , mengatakan bahwa genangan air di sebagian besar wilayah sudah menyusut. Warga yang sempat mengungsi kini telah kembali ke rumah masing-masing, termasuk anak-anak yang kembali bersekolah dengan bantuan perahu dari Tagana.
“Kami membantu antar anak-anak ke sekolah menggunakan perahu agar tetap aman dan nyaman. Kini kondisi warga sudah berangsur pulih,” kata Jembar.
Berbagai bantuan telah disalurkan, termasuk dari TNI/Polri, Basarnas, dan Pemda Tasikmalaya , berupa sembako, perahu karet, serta layanan kesehatan. Dinas Sosial juga masih aktif dalam distribusi logistik dan pemulihan pasca-bencana. Saat ini, Pemerintah Desa Tanjungsari bekerja sama dengan BPBD, BBWS Citanduy , serta unsur kecamatan, polsek, dan koramil untuk penanganan lanjutan. Fokus utama adalah perbaikan tanggul Sungai Citanduy dan Cikidang yang mengalami kebocoran, serta evaluasi sistem klep otomatis di wilayah irigasi yang diduga berperan dalam meluapnya air.
Sumber: kabarsingaparna.pikiran-rakyat.com