Breakingnewsjabar.com – KOTA BANDUNG | Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang, Summarecon, hingga Perumahan Bandung Indah Raya, Riung Bandung, Kamis (6/3/2025). Banjir yang melanda wilayah tersebut disebabkan Sungai Rancanumpang tak mampu menampung debit air hujan, sehingga menggenangi permukiman warga dan fasilitas umum seperti sekolah dan jalan raya.
Om Farhan mendatangi warga terdampak untuk memastikan kondisi mereka serta memberikan dukungan moril. Ia juga menyempatkan diri mengunjungi SDN 216 Sondariah yang turut terkena dampak banjir. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan pentingnya memastikan anak-anak tetap bisa bersekolah meski dalam situasi darurat.
“Saya ingin memastikan besok anak-anak bisa sekolah. Kita akan bekerja agar mereka bisa kembali belajar dengan nyaman,” ujarnya.
Terkait dampak kesehatan akibat banjir, Om Farhan menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk segera menangani warga yang mengalami gangguan kesehatan seperti gatal-gatal, diare, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Sementara itu, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) serta Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) diminta untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi dan penanganan di lapangan guna mencegah dampak lebih luas.
Wali Kota Bandung menyoroti pentingnya solusi teknis dalam menangani banjir secara komprehensif. Salah satu fokus utamanya adalah optimalisasi kolam retensi yang telah dibangun oleh pengembang Summarecon. Namun, ia mengungkapkan bahwa kolam retensi tersebut belum tersambung secara optimal, sehingga diperlukan koordinasi lebih lanjut antara Pemerintah Kota Bandung dan pengembang.
“Kami akan mencari solusi agar kolam retensi ini bisa berfungsi maksimal. Pemkot juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memastikan perizinan dan regulasi dapat mendukung upaya penanganan banjir ini,” tegasnya.
Menurutnya, banjir di kawasan ini terjadi karena aliran sungai yang meluap dan terjebak di area permukiman yang berada lebih rendah dari ketinggian sungai. Oleh karena itu, diperlukan penerapan solusi berbasis rekayasa teknik (engineering solution ) untuk mengatasi masalah ini secara permanen.
Om Farhan telah menginstruksikan DSDABM untuk segera menyusun desain teknik yang dapat diterapkan sebagai solusi jangka panjang. Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, pengembang, dan masyarakat, untuk menyamakan persepsi terhadap akar masalah banjir.
“Kami mulai mencari solusi bersama. Terpenting adalah semua stakeholder harus menyamakan persepsi terhadap permasalahan ini. Setelah itu, kita akan bergerak sesuai peran masing-masing untuk menyelesaikannya,” tuturnya.
Melalui pendekatan kolaboratif dan solusi teknis yang tepat, diharapkan banjir di kawasan ini dapat diminimalisir, sehingga masyarakat dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih aman dan nyaman.
Sumber : Humas Kota Bandung