Breakingnewsjabar.com – VATIKAN | Paus Leo XIV pada Rabu (21/5/2025) menyerukan agar Israel segera mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza , yang saat ini menghadapi situasi “semakin mengkhawatirkan dan menyedihkan”. Dalam audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus , Paus menyampaikan permohonan mendesak untuk mengakhiri penderitaan warga sipil, terutama anak-anak, orang tua, dan mereka yang sakit.
“Saya kembali memohon dengan sungguh-sungguh untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang adil dan untuk mengakhiri permusuhan, yang harganya sangat mahal yang harus dibayar oleh anak-anak, orang tua, dan orang sakit,” kata Paus, seperti dilansir Reuters .
Paus Leo XIV , yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Prevost , resmi menjadi pemimpin Gereja Katolik pada 8 Mei 2025, menggantikan mendiang Paus Fransiskus . Dalam beberapa minggu pertama masa kepemimpinannya, ia telah menyoroti situasi krisis di Gaza.
Dalam pesan pertamanya pada Minggu (11/5/2025), Paus menyerukan gencatan senjata segera serta pembebasan semua sandera yang ditahan oleh kelompok Hamas . Ia menekankan pentingnya perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina dan Israel.
Bantuan Belum Didistribusikan
Pada Senin (19/5/2025), Israel mengumumkan akan mengizinkan bantuan masuk ke Gaza setelah blokade selama 11 minggu di wilayah tersebut. Namun, hingga Selasa (20/5/2025), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa tidak ada bantuan yang berhasil didistribusikan kepada warga Gaza.
Permohonan Paus Leo XIV muncul sehari setelah Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer , mengumumkan langkah tegas pemerintahnya dengan menghentikan sementara pembicaraan perdagangan bebas dengan Israel. Starmer juga memanggil duta besar Israel untuk Inggris guna membahas situasi di Gaza.
Di sisi lain, Israel berencana meningkatkan operasi militernya terhadap Hamas dan berniat menguasai seluruh wilayah Gaza. Serangan udara dan darat yang dilancarkan Israel telah menyebabkan kerusakan parah di wilayah tersebut.
Israel menyatakan bahwa blokadenya bertujuan untuk mencegah Hamas mengalihkan atau menyita pasokan bantuan. Namun, klaim ini dibantah oleh Hamas, yang menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan hal tersebut.
Sumber: news.okezone.com