Breakingnewsjabar.com – Dua anak perempuan asal Palestina, Ghena (5) dan Rama (12), telah tiba di Inggris untuk menjalani perawatan medis atas kondisi serius yang tidak dapat ditangani di Jalur Gaza akibat konflik yang berkepanjangan. Kedatangan mereka diumumkan oleh organisasi kemanusiaan Project Pure Hope (PPH), seperti dilansir BBC , Sabtu (tanggal tiba).
Keduanya menderita penyakit bawaan yang memerlukan penanganan khusus, sementara sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza mengalami tekanan luar biasa karena perang yang terus berlangsung. Rumah sakit-rumah sakit di wilayah itu hancur atau kekurangan fasilitas dasar, membuat banyak pasien, termasuk anak-anak, tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Rama, yang mengidap gangguan usus seumur hidup, berbagi pengalamannya tinggal di Khan Younis, tempat rumah keluarganya hancur akibat serangan. Meski hidup dalam ketakutan setiap hari, dia tetap memiliki harapan untuk masa depan.
“Kami sangat ketakutan. Kami tinggal di tenda, dan serpihan dari serangan udara sering jatuh di sekitar kami. Ibu harus berdiri dalam antrean panjang hanya demi mendapatkan satu strip obat saat bom berjatuhan. Di sini, aku akan mendapat pengobatan, sembuh, dan menjadi seperti anak-anak lainnya,” ujar Rama dengan penuh harap.
Ibu Rama, yang menyaksikan penderitaan putrinya selama ini, mengungkapkan rasa lega sekaligus kesedihan mendalam. “Aku sangat bahagia untuk Rama karena dia akan mendapatkan perawatan di sini. Sebagai seorang ibu, aku merasa tak berdaya melihatnya perlahan sekarat di Gaza. Melihat tubuhnya melemah dan penyakitnya semakin parah sungguh menyayat hati,” katanya.
Sementara itu, Ghena menderita penumpukan cairan yang menekan saraf optik matanya. Jika tidak segera dioperasi, dia berisiko kehilangan penglihatan pada mata kirinya. Ibunya, Haneen, menceritakan bahwa sebelum perang dimulai, Ghena rutin menjalani pengobatan di rumah sakit khusus di Gaza.
“Namun, rumah sakit itu hancur seminggu setelah perang dimulai, dan sejak itu Ghena tidak lagi bisa mendapatkan perawatan. Dia mulai mengeluh kesakitan dan sering terbangun tengah malam sambil menjerit karena rasa sakitnya,” ungkap Haneen.
Haneen berharap agar Ghena dapat sepenuhnya sembuh di Inggris. “Di Gaza, ada ribuan anak yang terluka atau sakit dan sangat membutuhkan perawatan medis. Saya berharap mereka juga bisa mendapatkan kesempatan seperti Ghena,” tambahnya.
Proses pemindahan kedua anak tersebut difasilitasi oleh kerja sama antara Project Pure Hope (PPH) dan Palestinian Children’s Relief Fund (PCRF), bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka mengurus izin tinggal sementara di Inggris serta mencari pendanaan privat untuk menanggung biaya perawatan medis mereka.
Vivian Khalaf, Ketua PCRF, menjelaskan kepada BBC bahwa kasus-kasus seperti Ghena dan Rama ditemukan dari daftar panjang anak-anak di Gaza yang membutuhkan pengobatan mendesak di luar wilayah tersebut. “Para dokter dan rumah sakit yang masih berfungsi telah menyatakan bahwa pengobatan yang dibutuhkan tidak tersedia di Gaza,” kata Khalaf.
Sejauh ini, lebih dari 200 anak Palestina berhasil dipindahkan untuk mendapatkan perawatan medis di negara-negara seperti Amerika Serikat, Yordania, Qatar, dan beberapa negara Eropa. Namun, jumlah anak yang masih menunggu evakuasi medis terus bertambah.
Omar Din, salah satu pendiri PPH sekaligus eksekutif di bidang kesehatan, mengucapkan terima kasih kepada para donatur pribadi yang membiayai perawatan Ghena dan Rama tanpa membebani Sistem Layanan Kesehatan Inggris (NHS) atau pembayar pajak.
Dia menyoroti kondisi tragis sistem kesehatan di Jalur Gaza, yang nyaris sepenuhnya runtuh. “Rumah sakit kewalahan atau hancur, obat-obatan dasar sangat langka, dan tingkat infeksi meningkat tajam. Anak-anak ini tidak hanya mengalami trauma fisik yang luar biasa tetapi juga penderitaan psikologis yang mendalam,” kata Omar Din.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menyatakan bahwa kondisi rumah sakit di Jalur Gaza, banyak di antaranya rusak akibat pertempuran, kini berada dalam situasi yang “tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.”
Sumber: https://www.liputan6.com/global/read/6011891/dua-anak-palestina-pertama-tiba-di-inggris-untuk-mendapat-perawatan-medis?page=2