Breakingnewsjabar.com – Hubungan Israel dengan Paus Fransiskus tampaknya sudah sangat tegang, hingga negara itu memutuskan untuk tidak mengirim pejabat senior ke pemakaman Pemimpin Gereja Katolik Vatikan tersebut.
Upacara pemakaman Paus dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, dan dihadiri berbagai kepala negara dan utusan dari seluruh dunia. Keputusan Israel untuk absen menimbulkan kekecewaan di kalangan Gereja Katolik di Yerusalem serta komunitas Katolik Israel. Walaupun begitu, pihak Zionis memiliki sejumlah alasan kuat atas ketidakhadiran tersebut.
Sikap ini sangat berbeda dengan respons Israel saat pemakaman Paus Yohanes Paulus II tahun 2005, di mana presiden, menteri luar negeri, hakim Mahkamah Agung, serta kepala rabi Israel turut hadir.
Tiga Faktor Dendam Israel terhadap Paus Fransiskus
-
Dukungan Terbuka Paus terhadap Palestina
Paus Fransiskus dikenal mendukung hak-hak rakyat Palestina, termasuk pengakuan negara Palestina. Pada 2015, ia bahkan mengkanonisasi dua biarawati asal Palestina, yang dilihat Israel sebagai bentuk legitimasi terhadap perjuangan Palestina.
Menurut The Times of Israel (2021), pemerintah Israel menilai Vatikan terlalu memihak Palestina dan kurang mempertimbangkan pandangan Israel. Paus juga pernah menyebut pendudukan Israel di Tepi Barat sebagai “tirani”, yang memperkeruh hubungan kedua pihak.
Selain itu, kunjungan Paus ke Palestina, serta sebutannya atas “negara Palestina”, memperdalam ketegangan dengan Israel yang tidak mengakui negara tersebut. -
Kritik Paus terhadap Kebijakan Israel di Yerusalem
Paus Fransiskus secara konsisten mengkritik kebijakan Israel terkait Yerusalem, terlebih setelah Amerika Serikat dan Israel mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel.
Pada 2018, Paus menyerukan agar Yerusalem tetap berstatus quo sebagai kota suci bagi tiga agama besar. Berdasarkan laporan Reuters (2019), Vatikan menganggap Yerusalem Timur sebagai wilayah Palestina yang diduduki, bertentangan dengan klaim kedaulatan Israel.
Pernyataan-pernyataan Paus dianggap Israel sebagai tantangan terhadap legitimasi mereka, dan dorongan Paus untuk dialog internasional soal Yerusalem semakin memperburuk hubungan. -
Tuduhan Kedekatan Paus dengan Kelompok Anti-Israel
Meski berulang kali menentang anti-Semitisme, Paus Fransiskus kerap dituduh memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok yang dianggap bermusuhan dengan Israel.
Pada 2020, Paus bertemu dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang oleh Israel dikategorikan sebagai pemimpin organisasi teroris, seperti dilaporkan Jerusalem Post (2022).
Pertemuan tersebut menimbulkan kecaman keras dari Israel, yang menilai Paus kurang peka terhadap isu keamanan mereka.
Selain itu, Vatikan di bawah kepemimpinan Paus juga mendukung resolusi PBB yang mengkritik pembangunan permukiman Israel, memperdalam jurang ketegangan antara Gereja Katolik dan Israel.
Sumber: international.sindonews.com